Bismillahirrohmannirrohim......
Assalamualaikum Wr. Wb…
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua.
Dewan juri yang saya hormati dan teman – teman yang saya banggakan.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Solawat serta salam kita hanturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW tokoh revolusioner dunia yang telah merubah peradaban manusia dari peradaban kelam menuju peradaban terang benderang.
Kepada Tuhan Yang Maha Esa kita panjatkan doa agar Allah berkenan untuk menganugrahkan kedamaian, kesejahteraan, kasih sayang dan berkah di negeri yang kita cintai ini.
Adapun pidato yang akan saya sampaikan dalam kegiatan ...... dengan tema ”Membangun Gerakan Kepemudaan Menuju Indonesia yang Mandiri, Demokratis dan Berkepribadian”.
Diawal pidato saya, saya ingin mengutip ungkapan yang pernah disampaikan oleh Bung Karno seorang orator ulung yang sudah dikenal dunia dan menjadi tokoh Nasional kebanggaan bangsa Indonesia .
Bung Karno berkata ”Berilah aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncang dunia” ungkapan tersebut hendaknya menjadi pecutan motifasi kita para pemuda dalam andil mewujudkan Indonesia yang Mandiri, Demokratis dan Berkepribadian.
Hadirin yang saya hormati,
Membangun Indonesia yang Mandiri, Demokratis dan Berkepribadian merupakan visi besar Bangsa ini dan tentunya dalam mewujudkan cita cita tersebut butuh sumberdaya besar peran serta seluruh unsur elemen – elemen Bangsa ini baik itu dari unsur pemerintahan, tokoh agama, tokoh adat dan umumnya seluruh rakyat Indonesia tidak terkecuali khususnya para pemuda haruslah bahu membahu bergotong royong mewujudkan visi besar tersebut.
Sekali lagi saya sampaikan saudara – saudara Membangun Indonesia yang Mandiri, Demokratis dan Berkepribadian sejak kemerdekaan Indonesia diproklamirkan sudah menjadi visi besar bangsa ini, jika diawal kemerdekaan kita harus bangkit mandiri berdiri dikaki sendiri mengurusi kehidupan berbangsa dan bernegara dari sebelumnya kita dibelenggu oleh kekuasaan kolonial dalam mengatur cara hidup kita sehingga kita begitu tergantung menyerahkan nasib kepada kekuasaan kolonial.
Pada kesempatan saya dalam berpidato ”Membangun Gerakan Kepemudaan Menuju Indonesia yang Mandiri, Demokratis dan Berkepribadian” dimimbar ini saya akan mencoba memaparkan satu persatu.
Pertama membangun gerakan kepemudaan menuju Indonesia yang Mandiri, dalam hal ini penting kiranya kita bisa mengidentifikasi hambatan serta upaya yang harus kita lakukan dalam proses mewujudkan Indonesia yang Mandiri. Saya pikir perlu kiranya kesadaran untuk dilakukannya Revolusi Mental pada diri kita karena ada penyakit mental warisan kolonial pada masyarakat indonesia yaitu mental inlander.
Mental inlander berarti kondisi jiwa, sikap dan prilaku yang selalu menganggap dari luar itu baik, maju, modren dan pantas sedangkan bangsanya atau dirinya itu buruk, kolot, primitif, ketinggalan jaman, terbelakang dan tidak pantas dengan kata lain mental inlander adalah rasa tidak percaya diri.
Mental inlander warisan kolonial ini masih tersisa sebagai penyakit masyarakat indonesia sehingga menjadi hambatan bangsa kita untuk bangkit mandiri.
Kita para pemuda harus mengintropeksi diri, merevolusi mental dengan mengikis habis penyakit inlander pada diri kita, kemudian kita harus melakukan pembenahan bergerak maju menempa diri menjadi pemuda yang produktif berdasarkan dengan kemampuan yang dimiliki, dengan cara menggali potensi sumber daya manusia pada diri kita dan memanfaatkan sumber daya alam maupun sumber sumber potensial pendukung lainnya saya pikir ini uapaya penting yang harus pemuda lakukan untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri.
Kita tidak lagi pragmatis dan konsumtif tetapi kita bisa produktif dengan berbagai kemampuan dan kapasitas kita masing-masing. Baik itu produktifitas pemuda dalam berwirausaha, menciptakan teknologi, menjadi petani yang mumpuni, nelayan yang sukses dan lain-lain maka saat itulah Indonesia yang mandiri dan bermartabat akan terwujud.
Hadirin yang saya hormati,
Seperti yang sudah dicanangkan pula bahwa pada awal tahun 2016 kita memasuki era komunitas ASEAN, yang meliputi komunitas keamanan, ekonomi, dan sosial budaya. Dalam komunitas ASEAN ini mau tidak mau mengharuskan kita mampu bekerja sama secara terbuka dalam mengelola arus barang, jasa, maupun orang dan tentunya menuntut kesiapan kita untuk mampu bersaing berproduktifitas dan tidak sekedar konsumtif agar kita bisa memanfaatkan komunitas ASEAN ini menjadi hal yang positif bukan malah sebaliknya.
Hadirin yang saya hormati,
Selanjutnya pembahasan kedua membangun gerakan kepemudaan menuju Indonesia yang Demokratis, dalam pemerintahan Indonesia yang menganut sistem Demokrasi tentunya selaku warga Negara Indonesia kita juga dituntut mencerminkan prilaku yang Demokratis.
Hendaknya kita jangan salah kaprah dalam memaknai demokrasi menganggap demokrasi itu produk barat sehingga kita tolak, Bung Karno dalam pidatonya saat menyampaikan rumusan dasar Negara Indonesia tanggal 1 Juni 1945 pada sidang Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) telah mengingatkan “demokrasi yang kita perlukan bukanlah demokrasi barat, melaikan demokrasi yang memberikan penghidupan yaitu demokrasi politik ekonomi yang mampu mendatangkan kesejahteraan social”.
Hal ini perlu saya sampaikan agar kita tidak salah kaprah dalam memaknai demokrasi dan terseret kedalam kelompok yang menolak prinsip demokrasi sebagai system Negara Kita. Demokrasi Indonesia memiliki cirinya tersendiri digali berdasarkan cerminan nilai nilai kehidupan bangsa Indonesia.
Demokratis tidak hanya berarti berlaku untuk pemerintahan saja tetapi juga berlaku untuk organisasi dan orang secara individu.
Sebagai kaum muda kita tidak boleh lari dari perinsip demokrasi warisan leluhur kita apalagi sudah menjadi sistem yang dianut Negara Indonesia, oleh karena itu juga kita harus mencerminkan prilaku yang demokratis misalnya contoh berprilaku demokratis yaitu menghargai pendapat orang lain, menghormati perbedaan, menjunjung tinggi sifat toleransi, mengedepankan musyawarah untuk mufakat, akomodatif terhadap kepentingan umum, santun dan tertib dalam mengemukakan pendapat, peduli terhadap kemajuan bangsa dan Negara dan lain – lain.
Prilaku apatis dan individualis bagaikan wabah menghinggapi banyak pemuda pemuda kita saat ini merupakan antitesa dari prilaku demokratis untuk itu menjadi keharusan dan tanggungjawab kaum muda yang sadar agar menjadi pelopor menyerukan secara masif gerakan pemuda yang demokratis, kembali kejati diri bangsa demi kemajuan bangsa Indonesia yang kita cintai ini.
Saudara – saudara yang saya banggakan…
Terakhir pembahasan ketiga membangun gerakan kepemudaan menuju Indonesia yang Berkebudayaan, jujur harus kita akui tidak sedikit generasi pemuda saat ini kehilangan jati dirinya, menjadi pemuda yang tidak berkepribadian, pemuda yang tidak ada identitas atau karakter bangsa Indonesia, Pemuda saat ini rapuh mudah terombang ambing oleh budaya luar yang diimpor melalui media televisi, elektronik dan sejenisnya.
Dewasa ini kita pahami masyarakat Indonesia khususnya para pemuda saat ini berada diera modren dan gelobalisasi disamping mempunyai nilai positif juga tidak sedikit nilai negatifnya salah satunya berdampak negatif dibidang kebudayaan.
Disaat bangsa luar salut dan bangga melihat nilai – nilai kearifan lokal kita (Budaya) disaat itu pula tidak sedikit pemuda – pemuda kita malah acuh terhadap budanya sendiri dan mencontek budaya luar yang memiliki nilai negatif misalnya budaya hedonis dan individualis.
Padahal bagian penting membangun bangsa ini perlunya pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Kemudian oleh pendiri bangsa Pancasila dibentuk guna menjadi Nation Character Building sebagai filter dan pembangunan karakter bangsa Indonesia.
Cita – cita menuju Indonesia yang berkebudayaan merupakan prasarat menjadi bangsa Indonesia yang bermartabat, bangsa yang hebat dan menjadi bangsa berpradaban marcusuar dunia.
Saudara – saudara pemuda sekalian,
Membangun gerakan kepemudaan menuju Indonesia yang berbudaya menjadi tugas pokok kita bersama saat ini. Budaya yang selaras dengan prinsip ketuhanan kepercayaan kita masing-masing, budaya yang menjunjung tinggi prinsip kemanusian menjunjung tinggi harkat martabat manusia, budaya yang mewarisi nilai kearifan lokal suku-suku bangsa kita dengan mengedepankan persatuan sebagai bangsa Indonesia, budaya yang mengedepankan prinsip gotong royong musyawarah untuk mufakat, dan budaya yang mengutamakan kepentingan bersama yang berkeadilan.
Sebagai penutup kata, dengan bangga dan berbesar hati sebagai pemuda marilah kita satukan tekad satukan cita – cita ”Membangun Gerakan Kepemudaan Menuju Indonesia yang Mandiri, Demokratis dan Berkepribadian”.
Segala kesilafan dan kekurangan saya harap dapat dimaklumi atas keterbatasan ilmu dan wawasan yang saya miliki.
Wabilahitaufik wal hidayah,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bengkalis, 26 Desember 2015 Jam 05.29 WIB
Sugianto
Peserta lomba pidato .......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar