Rabu, 09 Agustus 2017

IGUN

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Umum
Alur pelayaran ini berada di wilayah Selat Bengkalis dan Pulau Padang, tepat nya di Kecamatan Bengkalis dan Kecamatan Tasik Putri Puyu(kabupaten kepulauan meranti), Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Posisi letak Geografisnya sekitar 48 N 188922 158623 ini berada di Desa Temeran 500 m dari pelabuhan Temeran sebagai titik pertama, untuk titik kedua 48 N 189712 156570 berada di penghujung Desa Tanjung Padang yang berhadapan langsung dengan pulau Sumatera , kedua titik di atas sudah ditentukan sebagai titik pertama dengan jarak kedua titik 2,2 km, sedangkan untuk kedua titik terakhir letak georafisnya berada pada 48 N 201526 155371 berada di Desa Ketam Putih , dan 48 N 200553 154374 posisi berada di Desa Putri Puyu yang bersebelahan dengan Pelabuhan Sukajadi dengan jarak kedua titik 1.4 km . Koordinat ini diambil dari titik awal dan titik akhir survey pada letak yang telah ditetapkan. Seperti gambar 4.1

Gambar 4.1 Empat titik pembatas pelaksanaan pengukuran
(sumber : pengolahan program mapsource)

Sebelum melakukan Pembahasan Pengukuran bathymetri pada pemetaan topografi dasar laut Selat Bengkalis dan Pulau Padang, terlebih dahulu perlu dilakukan pengumpulan data yang meliputi data primer dan data skunder, dimana data primer di proleh dari hasil survey (data pasang surut dan data kedalaman). Sedangkan data skunder yaitu peta lokasi survey. Untuk itu perlu terlebih dahulu mempersiapkan gambar peta atau track pelaksanaan survey seperti gambar 4.2 track pelaksanaan survey.

Gambar 4.2 Track Lokasi Penelitian
(sumber : pengolahan program mapsource)

Dari survey yang telah dilakukan wilayah Selat Bengkalis dan Pulau Padang ini termasuk Zona Lithoral, dan Zona Neritic. Karena wilayah ini pada saat pasang tergenang air, dan pada saat surut kedalamannya masih dapat di tembus oleh sinaran matahari kedalamannya lebih kurang 15 sampai 17 meter.

4.2 Penentuan Tinggi Rendah Air
4.2.1 Pasang surut
Di area Selat Bengkalis dan Pulau Padang berdasarkan pola gerakan muka air laut diketegorikan pasang surut harian ganda, dimana dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan ketinggian hampir sama, dengan periode pasang surut hasil pengamatan merupakan acuan dalam menentukan kedalaman laut dan elevasi beda tinggi dasar laut yang tak beraturan, dengan periode berkala dalam pengamatan per 30 menit selama 48 jam pada tnggal 11-12 Maret 2016. Dalam pengamatan pasang surut diambil satu lokasi di Pelabuhan Temeran. Saat melasanakan survey kedalaman dengan cara manual, alat yang dipergunakan yaitu rambu ukur (meteran).













Gambar 4.3 Rambu ukur air
Sumber : “Foto Dokumentasi Lapangan”

Tabel 4.1 Pengamatan pasang surut
No Waktu pasut (cm) Beda Tinggi
Pasut(cm)
1 14:00 93 0
2 14:30 74 19
3 15:00 63 11
4 15:30 58 5
5 16:00 50 8
6 16:30 43 7
7 17:00 35 8
8 17:30 37 -2
9 18:00 61 -24
10 18:30 110 -49
11 19:00 178 -68
12 19:30 247 -69
13 20:00 278 -31
14 20:30 287 -9
15 21:00 284 3
16 21:30 281 3
17 22:00 279 2
18 22:30 277 2
19 23:00 257 20
20 23:30 234 23
21 0:00 205 29
22 0:30 184 21
23 1:00 156 28
max 295
min 19
beda pasut 276
Muka air rata" 155
Sumber: “Data Survey dan Analisa”
Data selanjutnya dapat dilihat pada lampiran











Gambar 4.4 Grafik pasang surut
Sumber: “Foto Dokumentasi Lapangan”
Dari hasil pengamatan didapat bahwa pasang surut elevasi HWL (High Water Level) sebesar 295 cm, elevasi LWL (Low Water Level) sebesar 19 cm, elevasi MSL (MeanSea Level) atau muka air rata-rata sebesar 155 cm, dan beda anatara pasang tertinggi dan pasang surut terendah 276 cm.

4.2.2 Data perbandingan pasang surut
Data selanjutnya mengetahui perbandingan beda tinggi pasut yang didapat berdasarkan survey bulan Agustus, September, Oktober Tahun 2015 dan Januari, Febuari, Tahun 2016 dengan menggunakan data dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ) Provinsi Riau, ditentukan beberapa titik koordinat di area daerah survey Bathymetri dengan periode berkala dalam pengamatan per 10 menit.
Tabel 4.2 Perbandingan pasang surut data BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika )
DATA PERBANDINGAN PASUT
Pasut 2015/Agustus/September(cm) 2016/Januari/Febuari(cm) Rata-Rata
Max 268 310 289
Min 15 32 24
Beda Pasut 253 278 266
Muka Air Rata-Rata 118 160 139

Sumber:” Data Survey BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika )”

Dari data perbandingan pasang surut untuk pengukuran Bathymetri dasar laut Selat Bengkalis dan Pulau Padang gerakan air laut yang terjadi dalam periode pengamatan pasang naik dan pasang surut yang terjadi elevasi HWL (High Water Level) sebesar 291 cm, elevasi LWL (Low Water Level) sebesar 22 cm, elevasi MSL (Mean Sea Level) atau muka air rata-rata sebesar 144 cm, dan beda anatara pasang tertinggi dan pasang surut terendah 269 cm.
Sedangkan data dari BMKG ((Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ) Provinsi Riau, HWL pada bulan Agustus/September Tahun 2015 268 cm
Dan HWL pada bulan Januari/febuari Tahun 2016 310 cm, Dari data perbandingan ini hasil pengukuran hasil nya tidak jauh berbeda dengan data pengukuran BMKG.
4.2.3 Data Pengukuran

GPS digunakan untuk menentukan atau mengetahui arah track dimana jalur yang akan dilakukan pengukuran kedalaman laut serta mengetahui koordinat setiap perubahan kedalaman laut. Berdasarkan survey Bathymetri dapat dihasilkan bahwa perairan di Selat Bengkalis dan Pulau Padang merupakan perairan yang dangkal dan landai, dimana kedalaman yang diukur mengunakan echosondir berdsarkan pertitik koordinat GPS kedalaman pertengahan laut berkisar maksimum 17 meter dan minimum 15 meter.













Gambar 4.9 GPS map 62s
Sumber: “Foto Dokumentasi Lapangan”

Data hasil pengukuran di peroleh dari hasil pembacaan Transducer yang ditampilkan oleh Receiver. Hasil pengukuran kedalaman menggunakan Echosounder. Data hasil pengukuran ini dilakukan pada tanggal 24 Maret 2016 sampai pada tanggal 25 Maret 2016, Data kedalaman dan koordinat di ambil secara manual melalui alat echosounder dan GPS pertitik pengukuran. Dari data yang telah didapatkan maka data tersebut diimportkan ke program Mapsource. Pada tabel 4.3 di bawah.


Data Kedalaman dan Data titik koordinat GPS yang diimport ke program Mapsource, Hasil dari GPS ke program Mapsource untuk pengolahan titik kordinat survey, Dari koordianat yang di hasilkan Mapsource Untuk mengetahui kedalaman pertitik koordinat dilakukan pengimputan data ke program microsoft excel.
Tabel 4.3 Elevasi kedalaman program mapsource











Sumber: “Data Survey dan Analisa”
Data selanjutnya dapat dilihat pada lampiran
Tabel 4.4 Data Koordinat Mapsource yang diimport ke program Microsoft excel
KAMIS, 24 MARET 2016
BENGKALIS – PULAU PADANG ELEVASI
No TITIK KEDALAMAN (m) X y
1 2 4,8 188922 158623
2 3 7,28 188950 158449
3 4 8,23 189055 158291
4 5 9,03 189108 158152
5 6 9,62 189150 158020
6 7 10,21 189180 157887
7 8 11,03 189208 157770
8 9 11,1 189286 157624
9 10 11,39 189334 157509
10 11 11,64 189370 157403

Sumber: “Data Survey dan Analisa”
Data selanjutnya dapat dilihat pada lampiran
Dari Tabel 4.4 di atas merupakan data Mapsource yang diolah melalui program Microsoft excel untuk pendigitan koordinat X dan Y serta untuk mendapatkan kedalaman pengukuran pertitik.

4.2.4 Kedalaman muka air ke transducer
Ada pun hasil pengukuran kedalaman pertitik koordinat dengan menggunakan receiver gema suara dari transducer yang di pantulkan dari dasar laut, kedalaman yang input dari transducer ke receiver kedalaman yang terukur belum mencapai ke dasar muka air. Untuk mendapatkan pengukuran kedalaman laut yang sebenarnya pada Selat Bengkalis dan Pulau Padang perlu adanya penambahan draf antara transducer ke muka air.














Gambar 4.11 Kedalaman transducer ke muka air
Sumber: “Foto Dokumentasi Lapangan”


Tabel 4.5 Penambahan kedalaman
KAMIS JUM"AT, 24/25 MARET 2016
BENGKALIS – PULAU PADANG ELEVASI ANALISA KEDALAMAN
No TITIK KEDALAMAN(m) X y P(KEDALAMAN)m Kedalaman (m)
1 2 4,8 188922 158623 0,7 5,5
2 3 7,28 188950 158449 0,7 7,98
3 4 8,23 189055 158291 0,7 8,93
4 5 9,03 189108 158152 0,7 9,73
5 6 9,62 189150 158020 0,7 10,32
6 7 10,21 189180 157887 0,7 10,91
7 8 11,03 189208 157770 0,7 11,73
8 9 11,1 189286 157624 0,7 11,8
9 10 11,39 189334 157509 0,7 12,09
10 11 11,64 189370 157403 0,7 12,34

Sumber: “Data Survey dan Analisa”

4.3 Ketelitian Pengukuran Bathymetri
Ketelitian dari semua pekerjaan penentuan posisi maupun pekerjaan pemeruman selama survey Bathymetri laut Selat Bengkalis dan Pulau Padang dihitung dengan menggunakan metode statistik tertentu pada tinggkat kepercayaan Berdasarkan SNI 7646-2010 survey Hidrografi ketelitian posisi tetap pada survey dengan menggunakan Echosounder dan horizontal tingkat kepercayaan 95%.
Dengan itu nilai ketelitian pengukuran (P) mengalami penambahan setiap 5m+5%. Batas toleransi kesalahan antara kedalaman titik fix perum pada lajur utama dan lajur silang dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Akurasi kedalaman :
a = 0.5 m
b = 0.013
1. a dan b adalah variable yang digunakan untuk menghitung ketelitian kedalaman.
2. alat pemeruman dikalibrasi sebelum di gunakan.
Dimana :
a = Kesalahan independen (jumlah kesalahan yang bersifat tetap).
b = Faktor kesalahan kedalaman dependen (jumlah kesalahan yang bersifat tidak tetap).
d = Kedalaman terukur.
(b x d) = Kesalahan kedalaman yang dependen (jumlah semua kesalahan kedalaman yang dependen).
Batas toleransi kesalahan antara kedalaman titik fik perum pada lajur utama dan lajur silang dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

Tabel 4.6 Ketelitan Pengukuran
A B D Toleransi (k) Dependen
0,50 0,013 5,5 0,07
0,50 0,013 7,98 0,10
0,50 0,013 8,93 0,12
0,50 0,013 9,73 0,13
0,50 0,013 10,32 0,13
0,50 0,013 10,91 0,14
0,50 0,013 11,73 0,15
0,50 0,013 11,8 0,15
0,50 0,013 12,09 0,16
0,50 0,013 12,34 0,16
Sumber: Data Survey Dan Analisa

4.4 Pengolahan Data
Tahapan pengolahan data dimulai dari data GPSmap 60 dan data mentah kedalaman yang di peroleh dari echosondir yang didapat dari hasil survey pengukuran kedalaman dasar laut pada Selat Bengkalis dan Pulau Padang.
Dari data Tabel 4.5 yang diperoleh dari hasil pengukuran dan penambahan draf di olah menjadi kontur dengan menggunakan program surfer 8 dan program Aoutodest Civil 3D Teknik Sipil, Program ini mampu menampilkan kontur tiga dimensi dan dua dimensi dengan interval kontur 0,5 meter.
4.4.1 Kontur kedalaman (surfer 8)
Beberapa langkah dalam proses pembuatan kontur sebelum menggunakan program surfer 8 yaitu dilakukan transfer dari GPS ke program Map Source dengan bantuan kabel data, untuk diketahui posisi titik koordinat, selanjutnya data dimasukkan ke program microsoft excel untuk mendapatkan elevasi atau kedalaman. selanjutnya data dimasukkan ke program surfer 8 untuk pengolahan kontur dengan cara grid data dxf2XYZ menjadi data surfer 8, gambar kontur dapat ditampilkan surfer 8. Berikut ini hasil akhir pengolaham data kontur progam surfer 8 Data kedalaman di dapat berdasarkan survey dengan GPS dan echosondir.











Gambar 4.12 Kontur 2 Dimensi
(sumber : pengolahan program Surfer 8)













Gambar 4.13 Kontur 3 Dimensi
(sumber : pengolahan program Surfer 8)


4.4.2 Kontur kedalaman aoutodest 3D
Dari Tabel 4.5 di atas data kedalaman tersebut dapat diolah menjadi kontur menggunakan program Aoutodest 3D Teknik Sipil, program ini mampu menampilkan kontur tiga dimensi maupun dua dimensi. Data kontur tersebut dimanfaatkan untuk mengetahui kondisi kedalaman dan bidang datar tak beraturan Selat Bengkalis dan Pulau Padang, untuk pengolahan kontur dengan cara Insert , From file, Surfaces, Create surfaces. Berikut ini merupakan gambar kontur pada area Selat Bengkalis dan Pulau Padang.












Gambar 4.3 Kontur 2 Dimensi
(sumber : pengolahan program Aoutodest 3D Teknik Sipil)

4.5 Bidang Tak Beraturan
Bidang tak beraturan Selat Bengkalis dan Pulau Padang dari hasil surve Bathymetri pada dasar laut perbedaan ketingian antara satu bidang dengan bidang yang lainnya tidak terlalu jauh ukuran perbedaannya, Karena kedalaman yang terukur dari dasar muka air laut berkisar hingga 15,17 meter kedalamannya.
Gambar peta bidang tak beraturan sivil 3d
4.5.1 Profil Bidang Tak Beraturan
Adapun dari hasil pengolahan kontur Aoutodest Civil 3D Teknik Sipil yang menampilkan areal antar titik kedalaman Selat Bengkalis dan Pulau Padang, Selanjutnya kontur tersebut di olah dengan cara L ( Line ) Quick Profil untuk menampilkan hasil potongan dan kedalaman persegmen. Berikut ini merupakan gambar bidang tak beraturan pada area Selat Bengkalis dan Selat Pulau Padang.











Gambar 4.16 Potongan 11.
(Sumber: Hasil pengolahan program Civil 3D Teknik Sipil)







Gambar 4.16 Potongan 11.
(Sumber: Hasil pengolahan program Civil 3D Teknik Sipil)







Gambar 4.16 Potongan 11.
(Sumber: Hasil pengolahan program Civil 3D Teknik Sipil)







Gambar 4.16 Potongan 11.
(Sumber: Hasil pengolahan program Civil 3D Teknik Sipil)

4.5.2 Menghubungkan Pasut


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan karya sederhana ini dengan judul “AlAT KUKUR KELAPA”.
            Menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Karya ini masih terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan, disebabkan adanya keterbatasan yang  dimiliki. Oleh kerena itu penulis mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun dan menuju kesempurnaan pada laporan ini. Selain itu juga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak yang memerlukannya.
            Semoga Alat Kukur Kelapa ini dapat memecahkan permasalahan masyarakat pedesaan yang minim listrik dalam pengolahan pangan berbahan dasar kelapa dan semoga karya ini menjadi referensi bagi penelitian pengembangan karya Teknologi Tepat Guna pada penelitian yang akan datang.
Akhirnya penulis mengucapkan semoga karya ini  bermanfaat bagi bagi masyarakat umum di Kabupaten Bengkalis ini khususnya masyarakat pedesaan.

                                                                   

Rupat, 3 April 2017


Penulis








DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................   1
Daftar Isi..............................................................................................................   2
BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang..............................................................................................   4
B.     Tujuan...........................................................................................................   6
C.     Manfaat.........................................................................................................   7

BAB II DESKRIPSI

A.    Spesifikasi Alat.............................................................................................   8
B.     Langkah Pembuatan.....................................................................................   9
C.     Rencana Anggaran Biaya.............................................................................   9
D.    Cara Kerja Alat.............................................................................................   10
E.     Kelebihan......................................................................................................   10
F.      Kekurangan...................................................................................................   10
BAB III KESIMPULAN

1.      Kesimpulan...................................................................................................   11
2.      Saran.............................................................................................................   11
3.      Penutup.........................................................................................................   11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................   12
Lampiran 1  : Bentuk Alat Kukur Kelapa yang menggunakan per sebagai pegasnya             13
Lampiran 2  : Bentuk Alat Kukur Kelapa yang menggunakan karet (benen) sebagai pegasnya         14
Lampiran 3  : Foto copy KTP peserta 1 (Burhan, A.Md)...................................   15
Lampiran 4  : Foto copy KTP peserta 2 (Hendri Gunawan, A.Md)...................   16
Lampiran 5  : Surat Pernyataan...........................................................................   17







































BAB I
PENDAHULUAN

D.    Latar Belakang
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini. Buah kelapa adalah bagian paling banyak memiliki nilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, Sebenarnya bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai kerajinan tangan dan masih banyak lagi manfaat dari pohon kelapa.
Mesin keker kelapa adalah mesin yang digunakan untuk mengkukur (memarut) kelapa secara otomatis. mekanismenya sangat mudah, kelapa yang dikupas dan dibelah lalu dikukur (diparut) untuk dijadikan bahan olahan lain baik berupa santan, kue, serunding dan berbagai olahan makanan lainnya. Mesin kukur kelapa sering digunakan di pasar-pasar dan rumah tangga sebagai bagian peralatan penunjang pengolahan berbagai bentuk makanan baik untuk dikonsumsi sendiri ataupun untuk dijual karena kelapa tersebut merupakan hal pokok dalam pengolahan berbagai aneka makanan terutama masakan melayu.
Mesin kukur kelapa merupakan solusi terbaik bagi kegiatan usaha yang membutuhkan santan sebagai bahan dasar pembuatan produk makanan, selain itu mesin kukur kelapa menjadikan kinerja kita semakin efektif dan efesien dalam arti tepat guna dan juga menghemat waktu dalam menghasilkan parutan kelapa untuk santan dan untuk tujuan lainnya.
Kendala dan tantangan yang biasanya dihadapi oleh para peminat usaha khususnya di pedesaan adalah tidak terjangkaunya dalam membeli peralatan yang canggih, sehingga kadangkala kenyataan ini memupuskan minat mereka ketika akan membuka lembaran baru dalam menggapai usaha untuk meningkatkan taraf hidup.
Sangatlah jelas dan sudah diyakini banyak orang bahwa pemakaian teknologi akan menjadikan usaha produktif lebih efektif dan efesien, apalagi dalam bidang ekonomi. Kenyataannya bahwa hasil produksi yang menggunakan teknologi akan jauh lebih banyak hasilnya dibandingkan dengan manual, begitu pula akan menjamin efisiensi tenaga dan waktu dalam mengolahnya. Namun sekali lagi ketika kenyataan ini disuguhkan kepada masyarakat pedesaan khususnya mereka yang sebenarnya banyak keterampilan akan terkendala pada besarnya biaya untuk membeli peralatan.
Masalah besarnya biaya pengadaan alat produksi sebenarnya tidak boleh dijadikan momok, sehingga memaksa seseorang membatalkan keinginannya dalam berusaha. Dari permasalahan tersebut penulis tertarik untuk membuat suatu rekayasa teknologi ini untuk menghasilkan alat produksi sebagai inovasi baru untuk menunjang kegiatan masyarakat pedesaan dalam pengolahan kelapa sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Alat kukur kelapa ini sangat dibutuhkan oleh siapapun dan dimanapun, baik masyarakat kota maupun masyarakat desa. Namun pada umumnya melihat dan mengamati karateristik masyarakat perkotaan yang lebih cenderung dengan pilihan yang instan yakni dengan membeli kelapa yang sudah dikukur (diparut) atau membeli santannya saja untuk mengolah makanan karena di perkotaan banyak sekali pedagang-pedagang yang menjual kelapa yang sudah dikukur (diparut) atau menjual santan kelapa.
Namun hal ini bertolak belakang dengan masyarakat desa. Kita sendiri bisa mengamati pada masyarakat desa yang cenderung mengolah sendiri buah kelapa tersebut sebagaimana dijelaskan diatas. Namun ada beberapa kendala yang dialami oleh mayarakat desa khususnya ketersediaanya listrik sebagai sumber energi penggerak motor mesin pengkukur / pemarut kepala tersebut.
Maka dari permasalahan / kendala yang dialami oleh masyarakat desa tersebut kami berinisiatif untuk membuat ALAT KUKUR KELAPA tanpa energi listrik yang bisa dipakai masyarakat desa yang memiliki keterbatasan listrik dan cara pembuatannya yang mudah serta peralataan yang ada disekitar kita.   
E.     Tujuan
a)      Tujuan Umum
Karya ini secara umum bertujuan menemukan pengembangan peralatan manual  dengan mendiskripsikan cara merangkai peralatan dan bahan pendukung lainnya yang dianggap bisa membantu memecahkan masalah dalam hal mengkukur  / memarut kelapa sehingga masyarakat dapat memproduksi olahan kelapa lebih cepat tanpa listrik. Sedangkan secara praktis, karya ini bertujuan membantu masyarakat menemukan ide kreatif untuk mewujudkan hasil usaha secara efesien.
b)      Tujuan Khusus
Adapun secara khusus karya ini bertujuan :
1.      Memperoleh gambaran tentang cara meningkatkan pendapatan harian/taraf hidup rumah tangga salah satunya sebagai jasa kukur / parut kelapa tanpa listrik.
2.      Mempercepat proses kukur / parut kelapa.
3.      Memupuk semangat berwirausaha masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup rumah tangga.
4.      Mendiskripsikan cara pembuatan Alat Kukur Kelapa dengan teknologi sederhana.


F.     Manfaat
Manfaat dari Alat Kukur Kelapa tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Menghasilkan Alat Kukur Kelapa tanpa listrik bagi industri kecil dan rumah tangga tanpa menggunakan listrik.
2.      Menghasilkan Alat Kukur Kelapa dengan pertimbangan ekonomi agar nyaman dan aman digunakan oleh operator.
3.      Memberikan alternatif baru dalam mempercepat produksi rumah tangga.
4.      Peningkatan taraf hidup rumah tangga dan kesejahteraan masyarakat dapat terpenuhi.
5.      Menambah wawasan dan motivasi bagi masyarakat untuk lebih produktif dan kreatif. 














BAB II
DESKRIPSI


A.    Spesifikasi Alat
Untuk membuat Alat Kukur Kelapa tersebut dibutuhkan bahan / material sebagai berikut :
No
Nama
Ukuran
Jumlah
Fungsi
1
Bloti
2”x2”
30 Meter
Sebagai penyangga / rangka
2
Papan Kayu
¾ x 8 x 16
14 Meter
Sebagai lantai dan dinding belakang
3
Mata Mesin Kukur

1 Buah
Sebagai alat pengkukur / pemarut
4
Baskom
Diameter atas
25 cm
1 Buah
Sebagai alat agar hasil kelapa yang dikukur / diparut tidak berserakan
5
Kayu Bulat

40 Cm
Sebagai AS dan pemutar mata kukur yang terhubung dengan lilitan tali
6
Kelahar

2 Buah
Sebagai penyangga AS pada mata kukur
7
Tali

2,5 Meter
Sebagai penggerak AS mata kukur yang terhubung dengan per
8
Per

1 Buah
Sebagai pegas
9
Paku
2,5”
1/2 Kg
Sebagai perekat
10
Paku
3”
1 Kg
Sebagai Perekat
11
Cat
5 Kg
1 Kaleng
Finishing
12
Kuas

2 Buah
Pengecatan



B.     Langkah Pembuatan
Langkah-langkah pembuatan Alat Kukur Kelapa tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Persiapan bahan / material.
2.      Pengukuran rencana bentuk bangunan penyangga dan kedudukan mata kukur yang akan dirangkai.
3.      Pemotongan kayu dan papan sesuai ukuran.
4.      Perakitan.
5.      Pengecatan.
6.      Pemasangan per dan tali yang dililit pada AS mata kukur yang terhubung dengan kayu yang akan diinjak.

C.    Rencana Anggaran Biaya
Adapun biaya dalam pembuatan Alat Kukur Kelapa tersebut sebagai berikut :

No
Nama
Jumlah
Harga Satuan
Jumlah Harga
1
Bloti
5 Batang
Rp.                  35.000
Rp.                     175.000
2
Papan Kayu
3 Keping
Rp.                  40.000
Rp.                     120.000
3
Mata Mesin Kukur
1 Buah
Rp.                  25.000
Rp.                       25.000
4
Baskom
1 Buah
Rp.                  15.000
Rp.                       15.000
5
Kayu Bulat Uk. 40 Cm
1 Batang
Rp.                    5.000
Rp.                         5.000
6
Kelahar
2 Buah
Rp.                  20.000
Rp.                       40.000
7
Tali
2,5 Meter
Rp.                    3.000
Rp.                         7.500
8
Per
1 Buah
Rp.                  30.000
Rp.                       30.000
9
Paku Uk. 2,5”
½ Kg
Rp.                  16.000
Rp.                         8.000
10
Paku Uk. 3”
1 Kg
Rp.                  16.000
Rp.                       16.000
11
Cat Uk. 5 Kg
1 Kaleng
Rp.                  70.000
Rp.                       70.000
12
Kuas
2 Buah
Rp.                  10.000
Rp.                       20.000
Lain-lain


13
Biaya pembuatan

Rp.                     300.000
Total Biaya
Rp.                     831.500
Terbilang : Delapan ratus tiga puluh satu ribu lima ratus rupiah.
D.    Cara Kerja Alat
Adapun cara kerja Alat Kukur Kelapa adalah sebagai berikut :
1.      Pastikan semua komponen / alat sudah terbubung sesuai fungsinya masing-masing.
2.      Injak kayu pegas secara naik turun.
3.      Per yang diikat tali bagian atas akan memanjang dan memendek sesuai ayunan kayu yang kita injak.
4.      Tali yang terlilit pada AS mata kukur akan menghasilkan putaran sehingga mata kukur ikut berputar dan Alat Kukur Kelapa siap digunakan.  

E.     Kelebihan
Ada beberapa kelebihan dari Alat Kukur Kelapa ini diantaranya sebagai berikut :
1.      Sangat efektif dan efesien untuk digunakan pada pengguna yang minim listrik khususnya masyarakat pedesaan.
2.      Kinerja lebih cepat dari pada kukur manual biasa
3.      Bodi penyangga yang besar memudahkan pengguna untuk meletakkan buah kelapa, kelapa yang sudah dikukur maupun tempurung kelapa.
4.      Selain per, kita dapat juga menggunakan karet (benen) dan bambu / kayu sebagai joran sebagai pegasnya.

F.     Kekurangan
Adapun kekurangan dari alat ini adalah sebagai berikut :
1.      Bekerja secara manual yang membutuhkan tenaga manusia.
2.      Bentuknya yang sedikit besar sehingga memakan banyak ruangan.





BAB III
KESIMPULAN


A.    Kesimpulan
Dengan adanya Alat Kukur Kelapa ini dapat meningkatkan nilai produktivitas masyarakat pedesaan serta meningkatkan minat masyarakat dalam berwirausaha. Kenyataannya bahwa hasil kukur kelapa ini jauh lebih cepat hasilnya dibandingkan dengan kukur manual biasa. Dan yang terpenting adalah Alat Kukur Kelapa ini dibuat tanpa menggunakan listrik yang cocok untuk masyarakat pedesaan yang minim listrik.
B.     Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan apabila karya teknologi tepat guna ini terealisasi diharapkan dapat tersebar didaerah masyarakat pedesaan yang akan mampu mempermudah masyarakat dalam mengkukur / memarut kelapa baik untuk masak kebutuhan rumah tangga, perdagangan maupun pada acara pesta. Selain itu alat ini bisa diproduksi secara masal yang akan memiliki nilai ekonomi.
                                                     
C.    Penutup
Dari karya yang sederhana ini telah penulis uraikan di atas dapat ditarik benang merah bahwa peralatan yang ada disekitar kita bisa kita sulap menjadi karya tepat guna yang berguna dan dapat memecahkan permasalahan mayarakat khususnya dipedesaan di wilayah Kabupaten Bengkalis ini.
Karya ini yang juga bisa dijadikan icon karya inovatif Kabupaten Bengkalis  dalam memecahkan permasalahan masyarakat pedesaan dan menjadi bahan referensi bagi pengembangan karya pada penelitian yang mendatang.
Semoga karya ini bermanfaat bagi siapa saja yang meminatinya amin.




DAFTAR PUSTAKA


 

Ahmadi, Abu, Drs. (2003): Ilmu sosial Dasar, Rineke Cipta, Jakarta.
Palungkun, R. (2001): Aneka Produk Olahan kelapa, Penebar Swadaya, Jakarta.

Taib, G., Said, G. Dan Wiraatmadja, S. (1988): Operasi Pengeringan Pada Pengolahan Hasil Pertanian, Mediyatama Sarana Perkaya, Jakarta.

                                   


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan karya sederhana ini dengan judul “AlAT KUKUR KELAPA”.
            Menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Karya ini masih terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan, disebabkan adanya keterbatasan yang  dimiliki. Oleh kerena itu penulis mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun dan menuju kesempurnaan pada laporan ini. Selain itu juga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak yang memerlukannya.
            Semoga Alat Kukur Kelapa ini dapat memecahkan permasalahan masyarakat pedesaan yang minim listrik dalam pengolahan pangan berbahan dasar kelapa dan semoga karya ini menjadi referensi bagi penelitian pengembangan karya Teknologi Tepat Guna pada penelitian yang akan datang.
Akhirnya penulis mengucapkan semoga karya ini  bermanfaat bagi bagi masyarakat umum di Kabupaten Bengkalis ini khususnya masyarakat pedesaan.

                                                                   

Rupat, 3 April 2017


Penulis








DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................   1
Daftar Isi..............................................................................................................   2
BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang..............................................................................................   4
B.     Tujuan...........................................................................................................   6
C.     Manfaat.........................................................................................................   7

BAB II DESKRIPSI

A.    Spesifikasi Alat.............................................................................................   8
B.     Langkah Pembuatan.....................................................................................   9
C.     Rencana Anggaran Biaya.............................................................................   9
D.    Cara Kerja Alat.............................................................................................   10
E.     Kelebihan......................................................................................................   10
F.      Kekurangan...................................................................................................   10
BAB III KESIMPULAN

1.      Kesimpulan...................................................................................................   11
2.      Saran.............................................................................................................   11
3.      Penutup.........................................................................................................   11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................   12
Lampiran 1  : Bentuk Alat Kukur Kelapa yang menggunakan per sebagai pegasnya             13
Lampiran 2  : Bentuk Alat Kukur Kelapa yang menggunakan karet (benen) sebagai pegasnya         14
Lampiran 3  : Foto copy KTP peserta 1 (Burhan, A.Md)...................................   15
Lampiran 4  : Foto copy KTP peserta 2 (Hendri Gunawan, A.Md)...................   16
Lampiran 5  : Surat Pernyataan...........................................................................   17







































BAB I
PENDAHULUAN

D.    Latar Belakang
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini. Buah kelapa adalah bagian paling banyak memiliki nilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, Sebenarnya bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai kerajinan tangan dan masih banyak lagi manfaat dari pohon kelapa.
Mesin keker kelapa adalah mesin yang digunakan untuk mengkukur (memarut) kelapa secara otomatis. mekanismenya sangat mudah, kelapa yang dikupas dan dibelah lalu dikukur (diparut) untuk dijadikan bahan olahan lain baik berupa santan, kue, serunding dan berbagai olahan makanan lainnya. Mesin kukur kelapa sering digunakan di pasar-pasar dan rumah tangga sebagai bagian peralatan penunjang pengolahan berbagai bentuk makanan baik untuk dikonsumsi sendiri ataupun untuk dijual karena kelapa tersebut merupakan hal pokok dalam pengolahan berbagai aneka makanan terutama masakan melayu.
Mesin kukur kelapa merupakan solusi terbaik bagi kegiatan usaha yang membutuhkan santan sebagai bahan dasar pembuatan produk makanan, selain itu mesin kukur kelapa menjadikan kinerja kita semakin efektif dan efesien dalam arti tepat guna dan juga menghemat waktu dalam menghasilkan parutan kelapa untuk santan dan untuk tujuan lainnya.
Kendala dan tantangan yang biasanya dihadapi oleh para peminat usaha khususnya di pedesaan adalah tidak terjangkaunya dalam membeli peralatan yang canggih, sehingga kadangkala kenyataan ini memupuskan minat mereka ketika akan membuka lembaran baru dalam menggapai usaha untuk meningkatkan taraf hidup.
Sangatlah jelas dan sudah diyakini banyak orang bahwa pemakaian teknologi akan menjadikan usaha produktif lebih efektif dan efesien, apalagi dalam bidang ekonomi. Kenyataannya bahwa hasil produksi yang menggunakan teknologi akan jauh lebih banyak hasilnya dibandingkan dengan manual, begitu pula akan menjamin efisiensi tenaga dan waktu dalam mengolahnya. Namun sekali lagi ketika kenyataan ini disuguhkan kepada masyarakat pedesaan khususnya mereka yang sebenarnya banyak keterampilan akan terkendala pada besarnya biaya untuk membeli peralatan.
Masalah besarnya biaya pengadaan alat produksi sebenarnya tidak boleh dijadikan momok, sehingga memaksa seseorang membatalkan keinginannya dalam berusaha. Dari permasalahan tersebut penulis tertarik untuk membuat suatu rekayasa teknologi ini untuk menghasilkan alat produksi sebagai inovasi baru untuk menunjang kegiatan masyarakat pedesaan dalam pengolahan kelapa sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Alat kukur kelapa ini sangat dibutuhkan oleh siapapun dan dimanapun, baik masyarakat kota maupun masyarakat desa. Namun pada umumnya melihat dan mengamati karateristik masyarakat perkotaan yang lebih cenderung dengan pilihan yang instan yakni dengan membeli kelapa yang sudah dikukur (diparut) atau membeli santannya saja untuk mengolah makanan karena di perkotaan banyak sekali pedagang-pedagang yang menjual kelapa yang sudah dikukur (diparut) atau menjual santan kelapa.
Namun hal ini bertolak belakang dengan masyarakat desa. Kita sendiri bisa mengamati pada masyarakat desa yang cenderung mengolah sendiri buah kelapa tersebut sebagaimana dijelaskan diatas. Namun ada beberapa kendala yang dialami oleh mayarakat desa khususnya ketersediaanya listrik sebagai sumber energi penggerak motor mesin pengkukur / pemarut kepala tersebut.
Maka dari permasalahan / kendala yang dialami oleh masyarakat desa tersebut kami berinisiatif untuk membuat ALAT KUKUR KELAPA tanpa energi listrik yang bisa dipakai masyarakat desa yang memiliki keterbatasan listrik dan cara pembuatannya yang mudah serta peralataan yang ada disekitar kita.   
E.     Tujuan
a)      Tujuan Umum
Karya ini secara umum bertujuan menemukan pengembangan peralatan manual  dengan mendiskripsikan cara merangkai peralatan dan bahan pendukung lainnya yang dianggap bisa membantu memecahkan masalah dalam hal mengkukur  / memarut kelapa sehingga masyarakat dapat memproduksi olahan kelapa lebih cepat tanpa listrik. Sedangkan secara praktis, karya ini bertujuan membantu masyarakat menemukan ide kreatif untuk mewujudkan hasil usaha secara efesien.
b)      Tujuan Khusus
Adapun secara khusus karya ini bertujuan :
1.      Memperoleh gambaran tentang cara meningkatkan pendapatan harian/taraf hidup rumah tangga salah satunya sebagai jasa kukur / parut kelapa tanpa listrik.
2.      Mempercepat proses kukur / parut kelapa.
3.      Memupuk semangat berwirausaha masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup rumah tangga.
4.      Mendiskripsikan cara pembuatan Alat Kukur Kelapa dengan teknologi sederhana.


F.     Manfaat
Manfaat dari Alat Kukur Kelapa tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Menghasilkan Alat Kukur Kelapa tanpa listrik bagi industri kecil dan rumah tangga tanpa menggunakan listrik.
2.      Menghasilkan Alat Kukur Kelapa dengan pertimbangan ekonomi agar nyaman dan aman digunakan oleh operator.
3.      Memberikan alternatif baru dalam mempercepat produksi rumah tangga.
4.      Peningkatan taraf hidup rumah tangga dan kesejahteraan masyarakat dapat terpenuhi.
5.      Menambah wawasan dan motivasi bagi masyarakat untuk lebih produktif dan kreatif. 














BAB II
DESKRIPSI


A.    Spesifikasi Alat
Untuk membuat Alat Kukur Kelapa tersebut dibutuhkan bahan / material sebagai berikut :
No
Nama
Ukuran
Jumlah
Fungsi
1
Bloti
2”x2”
30 Meter
Sebagai penyangga / rangka
2
Papan Kayu
¾ x 8 x 16
14 Meter
Sebagai lantai dan dinding belakang
3
Mata Mesin Kukur

1 Buah
Sebagai alat pengkukur / pemarut
4
Baskom
Diameter atas
25 cm
1 Buah
Sebagai alat agar hasil kelapa yang dikukur / diparut tidak berserakan
5
Kayu Bulat

40 Cm
Sebagai AS dan pemutar mata kukur yang terhubung dengan lilitan tali
6
Kelahar

2 Buah
Sebagai penyangga AS pada mata kukur
7
Tali

2,5 Meter
Sebagai penggerak AS mata kukur yang terhubung dengan per
8
Per

1 Buah
Sebagai pegas
9
Paku
2,5”
1/2 Kg
Sebagai perekat
10
Paku
3”
1 Kg
Sebagai Perekat
11
Cat
5 Kg
1 Kaleng
Finishing
12
Kuas

2 Buah
Pengecatan



B.     Langkah Pembuatan
Langkah-langkah pembuatan Alat Kukur Kelapa tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Persiapan bahan / material.
2.      Pengukuran rencana bentuk bangunan penyangga dan kedudukan mata kukur yang akan dirangkai.
3.      Pemotongan kayu dan papan sesuai ukuran.
4.      Perakitan.
5.      Pengecatan.
6.      Pemasangan per dan tali yang dililit pada AS mata kukur yang terhubung dengan kayu yang akan diinjak.

C.    Rencana Anggaran Biaya
Adapun biaya dalam pembuatan Alat Kukur Kelapa tersebut sebagai berikut :

No
Nama
Jumlah
Harga Satuan
Jumlah Harga
1
Bloti
5 Batang
Rp.                  35.000
Rp.                     175.000
2
Papan Kayu
3 Keping
Rp.                  40.000
Rp.                     120.000
3
Mata Mesin Kukur
1 Buah
Rp.                  25.000
Rp.                       25.000
4
Baskom
1 Buah
Rp.                  15.000
Rp.                       15.000
5
Kayu Bulat Uk. 40 Cm
1 Batang
Rp.                    5.000
Rp.                         5.000
6
Kelahar
2 Buah
Rp.                  20.000
Rp.                       40.000
7
Tali
2,5 Meter
Rp.                    3.000
Rp.                         7.500
8
Per
1 Buah
Rp.                  30.000
Rp.                       30.000
9
Paku Uk. 2,5”
½ Kg
Rp.                  16.000
Rp.                         8.000
10
Paku Uk. 3”
1 Kg
Rp.                  16.000
Rp.                       16.000
11
Cat Uk. 5 Kg
1 Kaleng
Rp.                  70.000
Rp.                       70.000
12
Kuas
2 Buah
Rp.                  10.000
Rp.                       20.000
Lain-lain


13
Biaya pembuatan

Rp.                     300.000
Total Biaya
Rp.                     831.500
Terbilang : Delapan ratus tiga puluh satu ribu lima ratus rupiah.
D.    Cara Kerja Alat
Adapun cara kerja Alat Kukur Kelapa adalah sebagai berikut :
1.      Pastikan semua komponen / alat sudah terbubung sesuai fungsinya masing-masing.
2.      Injak kayu pegas secara naik turun.
3.      Per yang diikat tali bagian atas akan memanjang dan memendek sesuai ayunan kayu yang kita injak.
4.      Tali yang terlilit pada AS mata kukur akan menghasilkan putaran sehingga mata kukur ikut berputar dan Alat Kukur Kelapa siap digunakan.  

E.     Kelebihan
Ada beberapa kelebihan dari Alat Kukur Kelapa ini diantaranya sebagai berikut :
1.      Sangat efektif dan efesien untuk digunakan pada pengguna yang minim listrik khususnya masyarakat pedesaan.
2.      Kinerja lebih cepat dari pada kukur manual biasa
3.      Bodi penyangga yang besar memudahkan pengguna untuk meletakkan buah kelapa, kelapa yang sudah dikukur maupun tempurung kelapa.
4.      Selain per, kita dapat juga menggunakan karet (benen) dan bambu / kayu sebagai joran sebagai pegasnya.

F.     Kekurangan
Adapun kekurangan dari alat ini adalah sebagai berikut :
1.      Bekerja secara manual yang membutuhkan tenaga manusia.
2.      Bentuknya yang sedikit besar sehingga memakan banyak ruangan.





BAB III
KESIMPULAN


A.    Kesimpulan
Dengan adanya Alat Kukur Kelapa ini dapat meningkatkan nilai produktivitas masyarakat pedesaan serta meningkatkan minat masyarakat dalam berwirausaha. Kenyataannya bahwa hasil kukur kelapa ini jauh lebih cepat hasilnya dibandingkan dengan kukur manual biasa. Dan yang terpenting adalah Alat Kukur Kelapa ini dibuat tanpa menggunakan listrik yang cocok untuk masyarakat pedesaan yang minim listrik.
B.     Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan apabila karya teknologi tepat guna ini terealisasi diharapkan dapat tersebar didaerah masyarakat pedesaan yang akan mampu mempermudah masyarakat dalam mengkukur / memarut kelapa baik untuk masak kebutuhan rumah tangga, perdagangan maupun pada acara pesta. Selain itu alat ini bisa diproduksi secara masal yang akan memiliki nilai ekonomi.
                                                     
C.    Penutup
Dari karya yang sederhana ini telah penulis uraikan di atas dapat ditarik benang merah bahwa peralatan yang ada disekitar kita bisa kita sulap menjadi karya tepat guna yang berguna dan dapat memecahkan permasalahan mayarakat khususnya dipedesaan di wilayah Kabupaten Bengkalis ini.
Karya ini yang juga bisa dijadikan icon karya inovatif Kabupaten Bengkalis  dalam memecahkan permasalahan masyarakat pedesaan dan menjadi bahan referensi bagi pengembangan karya pada penelitian yang mendatang.
Semoga karya ini bermanfaat bagi siapa saja yang meminatinya amin.




DAFTAR PUSTAKA


 

Ahmadi, Abu, Drs. (2003): Ilmu sosial Dasar, Rineke Cipta, Jakarta.
Palungkun, R. (2001): Aneka Produk Olahan kelapa, Penebar Swadaya, Jakarta.

Taib, G., Said, G. Dan Wiraatmadja, S. (1988): Operasi Pengeringan Pada Pengolahan Hasil Pertanian, Mediyatama Sarana Perkaya, Jakarta.

 

 


Lampiran 1 : Bentuk Alat Kukur Kelapa yang menggunakan per sebagai pegasnya.
 






















Lampiran 2 : Bentuk Alat Kukur Kelapa yang menggunakan karet (benen) sebagai pegasnya.
 




















                                   

JUARA 2 TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEKABUPATEN BENGKALIS

TEKNOLOGI TEPAT GUNA ALAT KUKUR KELAPA(HENDRI GUNAWAN) by hendri gunawan on Scribd